TETRALOGI FALLOT
A. KONSEP MEDIS
1. PENGERTIAN
1.1 Pengertian
· Tetralogi Fallot adalah kelainan jantung bawaan dengan gejala sianosis yang timbul sejak bayi lahir dan bertambah nyata jika bayi menangis / menetek lama (Ngastiyah : 1997).
· Tetralogi Fallot adalah penyakit jantung bawaan sianotik yang paling sering ditemukan (kapita selekta Kedokteran jilid 2 : 2000).
· Tetralogi Fallot adalah penyakit jantung bawaan sianotik yang paling sering ditemukan pada bayi lahir dan bertambah nyata jika bayi menangis/menetek lama.
1.2 Etiologi
· Faktor heriditer (keturunan).
· Faktor dari luar yang menyebabkan gangguan tumbuh
misal : infeksi vital yang diderita Ibu selama hamil.
Penyakit rubella pada trismester I kehamilan.
1.3 Patofisiologi
Aliran balik vena sistemik ke atrium kanan dan ventrikel kanan normal, bila ventrikel kanan berkontraksi perlu adanya stenosis pulmonal yang mencolok. Darah melalui shunt usp ke dalam aorta. Akibatnya desaturasi arteria dan sianosis menetap. Tekanan besar disebelah saluran aliran keluar ventrikel kanan yang tersumbat dan tekanan arteria pulmonalis biasanya lebih rendah dari normal, tingkat penyumbatan aliran keluar ventrikel kanan menentukan waktu mulainya gejala . keparahan sianosis dan tingkat hipertrofi ventrikel kanan (Kapita Selekta Kedokteran jilid 2 : 2000)
1.4 Tanda dan Gejala
· Sianosis
· Dispnea
· Squating
· Clubbing
· Td tahap awal normal tapi setelah menjalani sianosis dan polisitemia berat.
· Anemia
· Gagal Tumbuh
· Asidosis
· Hipoksia
1.5 Kelainan yang timbul
· Stenosis Pulmonal
· Dekstroposisi pangkal aorta
· Defek septum ventrikel
· Super trofi ventrikel kanan.
1.6 Komplikasi
· Infeksi saluran nafas
· Dehidrasi
· Trombosis Otak
· Abses Otak
· Endokarditis Bakterial
· Gagal Jantung Kongestif.
1.7 Penatalaksanaan.
· Penatalaksanaan Medis
- Antibiotik
- Diuretik digunakan untuk meningkatkan diuresis.
- Digitalis meningkatkan kekuatan kontraksi jantung.
- Besi untuk mengatasi anemia.
- Propanolol untuk mengatasi turunnya denyut jantung.
- Morfin (Analgesik)
- NaHCO3 untuk mengobati asidosis.
· Penatalaksanaan Bedah.
- Tindakan paliatik.
- Tindakan definity
LANDASAN ASKEP
1.1 Biodata Klien
Sering terjadi pada bayi baru lahir, laki – laki/ perempuan sama bayi umur 0 – 6 bulan è sianosis.
1.2 Keluhan Utama
Bayi sering menetek/ menangis è Sianosis, Lemah, Dispnea, Hipoksia, Anemia.
1.3 RPS
Klien malas beraktifitas dan tahap perkembangan anak tidak baik è sianosis.
1.4 RPD
Sering terjadi pada Ibu yang melahirkan berusia tua/ Ibu terkena infeksi Nbella.
1.5 RPK
Dikeluarga terdapat PJB
1.6 ADL
· Pola Nutrisi
DX Anoreksia è menyebabkan gangguan pada pertumbuhan dan perkembangannya.
· Pola Aktifitas
Aktifitas terbtas
· Pola Istirahat Tidur.
Tidur terganggu karena Dispnea.
· Pola Personal Hygiene
Sesuai dengan keterbatasan aktifitas.
1.7 Pemeriksaan
· Pemeriksaan Umum
TD : Sianosis berat : TD meningkat.
Nadi : Biodikardi
Suhu : Bisa turun bisa naik
RR : Tactupnea
BB : Kurang dari normal.
· Pemeriksaan Fisik
Mata : Konjungtiva pucat.
Bibir : Sianosis
Hidung : Pergerakan cuping hidung.
Dada : Bunyi S1 dan S2 tunggal murmur
Ekstremitas : Jari – jari tabuh
1.8 Pemeriksaan Penunjang
· Elektrokardiogram è menampakkan deviasi sumbu kekanan dan bukti adanya hipertrofi ventrikel kanan.
· Ekokardiorafi dua dimensi è memberi informasi mengenai luas penumpangan aorta pada sekat, lokasi dan derajat penyumbatan saluran aliran keluar ventrikel kanan.
· Kotensasi jantung è memperagakan sistolik dalam ventrikel kanan sana dengan tekanan sistematis.
· Katensasi jantung è memperagakan tekanan sistolik dalam ventrikel kanan sama dengan tekanan sistemik.
1.9 Dx. Keperawatan
1.9.1 Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kongesti pulmonal.
1.9.2 Pengaturan volume cairan berhubungan dengan cardiac output.
1.9.3 Perubahan cardiac output (penurunan ) berhubungan dengan fasmasi jantung yang abnormal.
1.9.4 Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan penyakit.
1.10 Intervensi
1.10.1 Diagnosa Keperawatan I
Tujuan : Pertukaran gas menjadi optimal.
Kriteria hasil : Klien tidak menunjukkan gejala sianosis.
Intervensi :
1) Monitor kualitas dan respirasi dengan suatu paru, catat pola suara nafas, rales ronchi batuk dan retraksi.
Rasional : Identifikasi dini gagal nafas/ akibat dari odema paru.
2) Latih batuk dan nafas dalam jika bisa.
Rasional : Mengeluarkan sekret yang ada dalam saluran nafas dan melatih kerja jantung.
3) Posisikan anak lebih tinggi untuk menambah pengembangan diafragma secara maksimal.
Rasional : Pengembangan diafragma secara maksimal akan memudahkan usaha bernafas.
1.10.2 Diagnosa Keperawatan 2
Tujuan : Keseimbangan cairan terpenuhi
Kriteria Hasil : Klien tidak menunjukkan gejala dehidrasi.
Intervensi :
1) Observasi kualitas dan kekuatan apikal, nadi perifer dan warna kulit.
Rasional : Nadi perifer dan warna kulit merupakan petunjuk kemampuan jantung memompa kebutuhan darah tubuh.
2) Monitor tanda CHF (misalnya : iritasi, tachicardi, tachipnea, dispnea, kelelahan saat berjalan, anoreksi, odem periorbital, oliguri, hepatomegali).
Rasional : Pada CHD kemungkinan juga didapatkan CHF.
1.10.3 Diagnosa Keperawatan 3
Tujuan : Perubahan cardiac output (penurunan) teratasi.
Kriteria Hasil : - Klien akan menunjukkan tanda vital dalam batas yang dapat diterima dan bebas gejala gagal jantung.
- Klien melaporkan penurunan episode dispnea.
Intervensi :
1) Observasi frekwensi, irama jantung, nadi apikal.
Rasional : Untuk mengkompensasi penurunan kontraktilitas ventrikuler.
2) Kaji kulit terhadap pucat dan sianosis
Rasional : Pucat menunjukkan menurunnya perfusi perifer sekunder terhadap tidak adekuatnya curah jantung, vasokonstriksi dan anemia.
3) Berikan Istirahat semi rekumben pada tempat tidur.
Rasional : Istirahat fisik untuk memperbaiki efisiensi kontraksi jantung dan menurunkan kebutuhan oksigen miokard dan kerja lebihan.
1.10.4 Diagnosa Keperawatan 4
1) Auskultasi bunyi usus.
Rasional : Penurunan bising usus menunjukkan penurunan motilitas gaster dan konstipasi (komplikasi umum) berhubungan dengan pembatasan pemasukan cairan.
2) Timbang berat badan sesuai indikasi.
Rasional : Untuk menentukan kebutuhan berat badan.
3) Berikan makan porsi kecil tapi sering.
Rasional : Membantu menurunkan kelemahan selama waktu makan.
DAFTAR PUSTAKA
Arthur C. Guyton and John E. Hall ( 1997), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Ilmu Kesehatan Anak II, INFOMEDIA, Jakarta.
Mansjoer, Arif, Dkk. (1999), Kapita Selekta Kedokteran Jilid II, Media Fesculapius, Jakarta
Marylin E. Doengoes, Mary Frances Moorhouse, Alice C. Geissler (2000), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3, Peneribit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Nelson (1993), Ilmu Kesehatan Anak: Textbook of Pediatrics Edisi 12, Buku kedokteran EGC, Jakarta.
Ngastiyah, (1997), Perawatan Anak Sakit, EGC, Jakarta.
Sylvia A. Price (1995), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses - Proses Penyakit Edisi 4, Buku kedokteran EGC, Jakarta.