-=Selamat Datang di Giar Jovian Media=-

Anda baru disini?
Untuk melihat seluruh isi Website ini silahkan klik "Register" dibawah ini untuk mendaftar di Website ini!

Anda telah terdaftar disini?
Silahkan klik "Login" dibawah ini untuk masuk kedalam Website!
Terima Kasih!

Regard's,

:: Giar Jovian ::
-=Selamat Datang di Giar Jovian Media=-

Anda baru disini?
Untuk melihat seluruh isi Website ini silahkan klik "Register" dibawah ini untuk mendaftar di Website ini!

Anda telah terdaftar disini?
Silahkan klik "Login" dibawah ini untuk masuk kedalam Website!
Terima Kasih!

Regard's,

:: Giar Jovian ::
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.


 
IndeksGalleryPencarianLatest imagesPendaftaranLogin

 

 Studi Kasus Giar Jovian BAB 4

Go down 
PengirimMessage
ADMIN
COMMANDER
COMMANDER
ADMIN


Jumlah posting : 1780
Join date : 20.10.10
Age : 30
Lokasi : Lamongan
Pisces Dog

Studi Kasus Giar Jovian BAB 4 Empty
PostSubyek: Studi Kasus Giar Jovian BAB 4   Studi Kasus Giar Jovian BAB 4 Empty18th April 2015, 9:35 am

BAB 4
PEMBAHASAN
 
Pada bab ini akan membahas tentang kesenjangan atau perbedaan antara tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus dalam asuhan keperawatan pada Tn. M dengan isolasi sosial di ruang Kenanga RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang, yang berisi fakta, opini dan teori. Pembahasan dilakukan pada tiap tahap proses keperawatan yang meliputi: pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
 
4.1    Pengkajian
Pada pengkajian terdapat suatu kesenjangan. Data yang ada pada tinjauan kasus lebih lengkap, karena data diperoleh dari klien dan status klien.
Menurut Keliat (2011), tehnik pengumpulan data dapat dilakukan melalui wawancara dengan klien dan keluarga, pengamatan langsung terhadap kondisi klien, serta melalui pemeriksaan.
Pada tinjauan kasus pada Tn. M di ruang Kenanga RSJ Dr. Radjiman Wediodingrat Lawang, data yang ditemukan penulis berupa data tentang identitas klien, alasan masuk, riwayat penyakit sekarang dan faktor prepisipitasi, faktor presdisposisi, pemeriksaan fisik, pengkajian psikososial, konsep diri, hubungan sosial, spiritual, status mental, kebutuhan persiapan pulang, mekanisme koping, masalah psikososial dan lingkungan, kurang pengetahuan tentang kesehatan, diagnosa dan terapi medik. Hal ini terjadi karena mahasiswa mengacu pada ketentuan rumah sakit yang bersangkutan. Pelaksanakan proses pengkajian, penulis tidak melakukan wawancara pada keluarga, karena pada saat pengkajian keluarga klien tidak ada dan sedang tidak menjenguk klien.
 
4.2    Diagnosa Keperawatan
Pada diagnosa keperawatan, terdapat suatu kesenjangan antara fakta dengan teori. Menurut Fitria Nita (2009), terdapat 4 masalah keperawatan yang muncul pada isolasi sosial yaitu koping keluarga tidak efektif, harga diri rendah kronis, isolasi sosial, perubahan persepsi sensori : Halusinasi dengar dan resiko tinggi menciderai diri, orang lain dan lingkungan.
Sedangkan pada tinjauan kasus pada Tn. M di ruang Kenanga RSJ Dr. Radjiman Wediodingrat Lawang diagnosa keperawatan ada 7, yaitu 1) Regimen Terapiutik Inefektif, 2) Gangguan Konsep Diri (Harga diri rendah), 3) Isolasi Sosial, 4) Koping Individu Inefektif, 5) Koping Keluarga Inefektif, 6) Gangguan Proses Pikir, 7) Resiko Perilaku Kekerasan. Penulis menemukan 7 masalah keperawatan karena pada saat pengkajian penulis mengarah pada kondisi klien saat itu.
 
4.3    Perencanaan Tindakan Keperawatan
Pada rencana tindakan keperawatan, terdapat kesenjangan, yaitu pada tinjauan kasus, rencana tindakan keperawatan disesuaikan dengan masalah keperawatan yang ada dengan memprioritaskan tindakan keperawatan yang dapat mengatasi suatu masalah keperawatan dengan segera agar tujuan yang ditentukan tercapai dengan maksimal. Tujuan tersebut terdiri dari TUM (Tujuan Umum) dan TUK (Tujuan Khusus). Pada kasus Isolasi Sosial terdapat lima TUK untuk klien dan satu TUK untuk keluarga.
Sedangkan tinjauan pustaka rencana tindakan keperawatan disesuaikan dengan standart asuhan keperawatan kesehatan jiwa yang mencakup tindakan psikoterapeutik yaitu penggunaan berbagai teknik komunikasi terpeutik dalam membina hubungan dengan klien, pendidikan kesehatan tentang prinsip – prinsip kesehatan jiwa dan gangguan jiwa, aktivitas kehidupan sehari – hari meliputi perawatan diri, terapi modalitas seperti terapi aktifitas kelompok, terapi lingkungan dan terapi keluarga (Keliat : 2011).
Penulis tidak mencantumkan TUK untuk keluarga pada tinjauan kasus karena pada saat pengkajian hingga perencanaan tindakan keperawatan keluarga klien tidak ada dan keluarga tidak menjenguk klien.
 
4.4    Implementasi Keperawatan
Pada tindakan atau implementasi keperawatan, terdapat suatu kesenjangan atau perbedaan antara tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus dimana pada tinjauan kasus yang diaplikasikan pada ruang Kenanga RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang, menggunakan SP (Strategi Pelaksanaan) yang ditujukan untuk klien yaitu dengan SP 1 membina hubungan saling percaya kepada klien, SP 2 mengidentifikasi penyebab isolasi sosial, SP 3 mengetahui keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang lain dengan, SP 4 menjalin hubungan sosial dengan orang lain dan berkenalan secara bertahap serta SP 5 mengungkapkan perasaan setelah berhubungan dengan orang lain.
Sedangkan pada tinjauan teori, tindakan keperawatan dilakukan berdasarkan rencana yang telah dibuat dan tindakan keperawatan dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien saat ini (Keliat : 2011).
Startegi pelaksanaan bertujuan untuk memudahkan penulis berinteraksi dengan klien. SP yang tidak teraplikasikan adalah SP untuk keluarga, karena klien mulai dari pengkajian hingga tindakan keperawatan, tidak pernah dijenguk oleh keluarganya.
Dalam melaksanakan tindakan keperawatan, penulis mengalami kesulitan karena klien kurang kontak mata, malu – malu, dan malas. Solusi dalam mengatasi kondisi ini, penulis melakukan interaksi secara terus menerus agar klien terbuka dan mampu berinteraksi dengan penulis.
 
4.5    Evaluasi Keperawatan
Pada evaluasi keperawatan terdapat suatu kesenjangan antara tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus yaitu dalam tinjauan pustaka, evaluasi merupakan tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan keberhasilan dari diagnosis keperawatan, rencana intervensi, dan implementasinya pada saat itu (Nursalam, 2012).
Sedangkan pada tinjauan kasus evaluasi dilaksanakan saat pelaksanaan atau tindakan keperawatan. Hasil evaluasi pada hari pertama yang didapatkan adalah klien dapat membina hubungan saling percaya kepada penulis dan mampu mengidentifikasi penyebab dari isolasi sosial, mengetahui keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang lain tetapi klien belum mampu berinteraksi dengan orang lain. Hari kedua, klien sudah mampu berinteraksi dengan orang lain. Hari ketiga, klien dapat menjalin hubungan sosial dengan orang lain dan berkenalan secara bertahap serta mengungkapkan perasaan setelah berhubungan dengan orang lain. Hari keempat, klien mampu mempraktekkan cara berkenalan dengan orang lain.
Untuk diagnosa keperawatan koping keluarga inefektif, koping individu inefektif, harga diri rendah, gangguan proses pikir, regimen teraupetik  inefektif dan resiko perilaku kekerasan tidak dilaksanakan tindakan keperawatan dan diserah terimakan kepada perawat ruang Kenanga  RSJ Dr. Radjiman Wediodingrat sLawang.
Kembali Ke Atas Go down
http://jovian.yours.tv
 
Studi Kasus Giar Jovian BAB 4
Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1
 Similar topics
-
» Studi Kasus Giar Jovian BAB 1
» Studi Kasus Giar Jovian BAB 2
» Studi Kasus Giar Jovian BAB 3
» Studi Kasus Giar Jovian BAB 5
» GIAR JOVIAN

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
 :: E-ducation :: Kumpulan ASKEP dan LP-
Navigasi: