Suatu hari ada yang mengingatkan saya, "Mas Giar ini sibuk terus urusan dunia, kapan bagian untuk akhiratnya?" Saya pun menjawab,"Semua urusan bagi saya adalah untuk akhirat."
Dalam pemahaman saya, semua yang diniatkan karena Allah SWT dan cara melakukannya benar adalah ibadah dan itu berarti juga untuk kepentingan akhirat.
Urusan akhirat tak harus di tempat ibadah. Urusan akhirat ada di setiap tarikan nafas dan di setiap tempat. Ingat Allah SWT juga bukan hanya saat beribadah tapi dalam semua aktivitas yang kita lakukan. Kita perlu berusaha keras agar semua hal yang kita lakukan bernuansa akhirat.
Pekerjaan atau berbisnis bisa menjadi urusan dunia bila hanya sekedar bekerja dan mengejar penghasilan, namun bekerja atau berbisnis bisa berubah bernuansa akhirat bila meniatkan diri karena Allah SWT.
Saat bekerja tidak menyimpang dari aturan Allah SWT dan selalu merasa diawasi oleh Allah SWT dan usai bekerja bersyukur dan menyebut nama Allah SWT.
Memisahkan urusan dunia dan akhirat justru penyebab hati resah dan gelisah. Seolah bekerja, berbisnis, tidur, bertemu dengan banyak orang adalah urusan dunia.
Sementara ibadah hanya dimaknai ritual atau saat berada di tempat ibadah. Ini pemahaman sekuler yang sering hinggap di hati banyak orang. Menjerumuskan!
Yang benar, bahwa kita perlu menetapkan skala prioritas. Mana diantara kegiatan yang kita lakukan berdampak besar pada kemuliaan agama, negara, diri dan umat manusia.
Ada priotitas bersama yang perlu kita lakukan dan juga ada prioritas pribadi yang sangat tergantung dengan latar belakang dan kondisi kehidupan seseorang.
Setiap orang yang berakal sehat akan bisa menemukan mana skala prioritas yang harus ia kerjakan. Hormatilah pilihan orang tersebut.
Sebab setiap manusia yang melakukan kegiatan dengan nuansa akhirat, anggaplah sebagai pazzle-pazzle yang saling melengkapi. Tidak baik saling merendahkan apalagi melemahkan.
Apapun yang kita jalani pasti digoda setan. Orang yang rajin ibadah bisa hilang pahalanya karena sombong, merasa lebih suci dibandingkan yang lain.
Orang yang rajin bekerja juga akan kehilangan pahala bila saat bekerja ia tidak membawa serta Allah dalam pekerjaannya. Bawalah nuansa akhirat dimanapun dan kapanpun. Setuju?