Secara sadar atau enggak sadar, gue rasa semua orang di dunia pernah ngerasain apa itu yang namanya awkward moment. Yoi, kalau kalian termasuk orang yang up-to-date, mungkin kalian udah kenal sama kata itu. Buat yang belum tahu, awkward moment adalah moment di mana kalian akan merasa canggung, salting, atau kikuk dari biasanya. Gue berani memastikan kalo kalian juga pernah mengalaminya. Bener?
Gue pribadi sering ngalamin hal kayak gini. Salah nyapa orang misalnya. Itu awkward banget rasanya. Tapi awkward moment nggak sekedar bikin malu. Kadang ada juga yang spesial dari situ. Apa? Kue nastar pake keju? Atau Kulit manggis ada ekstraknya? Bukan, bukan itu. Biasanya yang paling spesial saat kalian lagi deket sama orang yang kalian sukai. *ciee*
Sekedar cerita nih, sebagai seorang pelajar gue masih perlu banyak belajar. Tapi apakah gue selalu belajar tiap malam? Belum tentu, dulu udah pernah gue tulis tentang keseharian (termasuk belajar) di postingan blog gue ini. Nah, kalo semisal tadi malam gue nggak belajar dan sekarang matematika ulangan dadakan, apa yang gue lakukan? Tidur, ngawur, salto, push-up atau apa? Yap, pelajar normal selalu berpikir kreatif: NYONTEK. Mungkin sepuluh menit pertama gue masih berusaha, ngebaca soal ujian (padahal nggak bisa), gambar. Iya, semua itu perlu. Kan nggak lucu kalo begitu soal dibagikan kalian langsung ngerampok jawaban. Hayoloh!
Setelah sepuluh menit pertama berusaha, empat puluh puluh menit berikutnya gue mulai kikuk, takut remidial. Sedangkan di lembar jawaban cuma ada gambar Superman, Suneo, Sisuka, dan Nobita. Finally, di lima menit terakhir, ini yang paling menentukan. Seluruh organ tubuh gue (terutama mata) akan bekerja lebih keras demi mengisi selembar kertas. Dan di detik-detik pengumpulan jawaban, Bu guru berjalan dan berdiri tepat di belakang gue. Alhasil gue jadi salting dan langsung ngasal jawaban di lembaran.
Besoknya, sewaktu pembagian hasil ujian, Bu guru membacakan nilai tiap anak di kelas.
“Naruto, enam puluh lima.”
“Suneo, tujuh puluh dua.”
“Sutet, enam puluh empat.”
“Giar, delapan puluh lima.”
Huahaha,, salting banget kalau kayak gitu ceritanya. Nggak usah dianggep serius, itu tadi cuma khayalan, bukan beneran. Yap, jadi kurang lebih kayak gitu contoh sisi spesial awkward moment. Biar makin keren dan panjang, ada lagi beberapa awkward moment yang (mungkin) sering kalian alami dalam keseharian. Oke, check this out!
1. Baru jadian.
Sial, semangat gue ilang abis nulis kata “Jadian”. Segini aja, ya? Lanjut? Yaudah gue lanjutin...
2. Ngomongin orang di depan orangnya.
Biasanya kalo orang punya unek-unek pasti bakal diomongin. Tapi gimana respon lo kalo misalkan orang yang lo omongin tiba-tiba ada di belakang lo? Awkward banget. Makanya selalu sedia pistol di saku biar kalo ada orang yang lo omongin bisa langsung tembak di tempat. #Saran.
3. Lanjutannya nomer satu.
Tadi ngomongin apa, yak? *scrol keatas*
O iya, jadian. Sorry tadi kepotong, soalnya begini jadinya kalo nggak semangat di paksa nulis, huehehe.. Udah, cuma ini lanjutannya. Serius :p
4. Ketika kalian jatuh.
Menjelang lebaran, mas Bram berencana mudik ke kampung halaman. Sambil menunggu bus di terminal, mas Bram bersandar di sebuah tong sampah sambil menelpon Karin. Bersamaan dengan itu, datang petugas kebersihan yang akan mengangkut tong sampah. Kontan, mas Bram jatuh ke belakang dan menjadi pusat perhatian. Mbak Hana yang perannya nangis di sinetron CHSI, mendadak tertawa bersama calon penumpang lainnya. #EfekSinetron.
5. Pameran yang gagal.
Setelah dapet uang THR, Karin membeli kalung emas seberat tiga kilogram. Karin memamerkan kalung barunya kepada mbak Hana. Tak mau kalah, mbak Hana juga ikut memamerkan kalung emasnya seberat lima kilogram. Melihat kalung mbak Hana lebih mahal dari miliknya, Karin tertunduk. Bukan, ternyata Karin tertunduk karena kalung yang ia pakai terlalu berat.
Gimana gimana? Pernah kan ngalamin awkward moment?